Opini  

Pemilu 2024, Dinasti Politik di Banten Masih ‘Menggurita’

Istimewa
Istimewa

Katakita –  Jelang kontestasi Pemilihan Umun (Pemilu) 2024, riak gerakan sosialisasi gigur Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) kini di berbagai sudut Kota sampai dengan penjuru Daerah sudah bermunculan sporadis, tak terkecuali di Banten Selatan pun mulai marak, ini sangat menarik untuk diperhatikan.

Namun, berdasarkan hasil perolehan suara pada Pemilu 2019 lalu terdapat 6 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  Dapil Banten I yang melenggang ke Senayan.

Dapil Banten I meliputi, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Dari, dua zona itu terdapat dinasti yang menggengam konstituen Lebak-Pandeglang.

Namun, jika melihat perolehan suara pada 2019 lalu kedua dinasti itu tergerus oleh istri mantan wakil Gubernur Banten, yakni Adde Rosi Khoerunnisa dari Fraksi Partai Golkar dengan perolehan suara sebanyak 72.461 suara.

Sedangkan, Dimyati Natakusumah (PKS) 67.150 suara. Ali Zamroni (Gerindra) 56.792 suara. Rizki Aulia Rahman Natakusumah (Demokrat) 56.123 suara. Iip Miftahul Khoiri (PPP) 49.993 suara. Hasbi Asyidki Jayabaya (PDIP) 40.181 suara.

Namun bila melihat suara yang paling sedikit, Pemilu 2019 kemarin, dukungan untuk dinasti dari Lebak, Hasbi Asyidki Jayabaya nyaris keteteran. 

Inilah politik, segala kemungkinan bisa terjadi. Seperti yang dikatakan Louis Latzarus, “Dalam demokrasi, politik adalah seni membuat orang percaya bahwa ia memerintah.” Inilah Lebak Pandeglang, selain dikuasai oleh Dinasti pribumi, daerah ini pun sedang dalam genggaman dan incaran orang lain, yang tentunya bukan asli pribumi (Lebak-Pandeglang)

Karenanya, penulis selaku rakyat Lebak mencoba untuk melakukan diskusi dengan masyarakat. Masih banyak diantaranya yang tidak mengenal wakil rakyatnya sendiri. Jangankan untuk bisa bertemu di rumahnya. “Datang ke daerah pemilihan pun, ya ke sini hanya pas ingin dipilih saja, dan itu pun datang pada saat kampanye saja,” kata seorang teman saya di Pandeglang.

Baca Juga :

Masih banyak obrolan obrolan yang tidak perlu saya tulis, yang jelas ini adalah fakta, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak tahu wakil rakyatnya sendiri. Rakyat konstituen hanya tahu gambar di baliho saja. “Bagaimana kita bisa mengenal datang pas hanya kampanye setelah itu ia menghilang,” kata teman saya di Malingping, Lebak.

Dari uraian di atas, hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita sebagai masyarakat Banten I agar melek politik. Memang sangat kemungkinan kecil bagi kita semua bisa mengenal wakil rakyatnya sendiri, Hanya saja jangan sampai menjadi masyarakat yang “Diam saja dan dibodohi atau malah menjadi masyarakat yang pragmatis”

Ingat, kita menyadari bahwa politik itu tetap kepentingan. Kita juga yakin, politik juga bisa membangkitkan kecerdasan bagi konstituen, manakala rasa kecewa terhadap figur pilihan mulai terasa.

Sikap Pragmatisme adalah pilihan politik buruk dari yang terburuk, karena kondisi ini banyak melahirkan kaum broker yang cuma mencari manfaat dari penomena politik yang ada. Namun sebagai manusia normal, kita pun tidak mau terhempas pada jurang yang sama, sebagai masyarakat kita perlu memiliki prinsip.

Untuk di Banten Selatan, khususnya untuk Zona Pemilihan DPR RI Lebak-Pandeglang, ingat, sekali mencoblos, maka itu akan menentukan nasib Rakyat di kawasan itu selama lima tahun ke depan. Jadi intinya, Berkembang dan Maju atau Mundur lagi ke dalam lubang kesalahan. Karena nasib rakyat Lebak-Pandeglang ke depan hanya dapat ditentukan di satu hari pencoblosan Pemilu nanti. Wallahu’alam.

Penulis : Encep Suhendi

Demisioner Ketua 2 Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PC PMII Lebak Tahun 2017-2018.

error: Konten di Proteksi