PANDEGLANG – Warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang-Banten mengeluhkan proyek pekerajaan jalan Sumur-Tamanjaya. Karena, proyek jalan yang sudah rampung tersebut berpotensi menimbulkan banjir.
Proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pandeglang 2022 sebesar Rp1,9 Miliar dengan nomor 620/9/SP/R.I/DPUPR-BM/2022 yang dilaksanakan oleh CV. Zyga Wiwaha Karya.
Padahal, jalan Kabupaten Mantap Betul (Jakamantul) merupakan salah satu program unggulan Bupati Pandeglang pada 2022 ini. Namun, dari hasil pembangunan justru malah menimbulkan dampak yang tidak selaras dengan program tersebut.
Kosim warga Desa Tamanjaya mengaku, pembangunan jalan tersebut tidak dilengkapi dengan drainase. Akibat hal itu, rumah warga kerap terkena banjir ketika musim hujan.
“Nggak ada saluran airnya. Kalau seperti itu, pasti kebanjiran karena air nggak ngalir,” kata Kosim kepada wartawan, Minggu (26/6/2022).
Baca Juga :
- Jelang Pengundian Nomor Urut, KPU Kabupaten Serang Gelar Rakor
- Tingkatkan Kualitas SDM, KPID Banten Gelar Workshop
- Kebakaran Hebat di Malingping, Hanguskan Ponpes dan Rumah
- Datang ke Pandeglang, Kaesang Kenalkan Dewi-Iing ke Warga Koroncong
- Bawaslu Kabupaten Serang Awasi Netralitas Kepala Desa
Dia meminta kepada pihak pelaksana agar membuat saluran air suapay rumah warga tidak terendam. Soalnya, kalau dibiarkan dalam waktu panjang, rumah warga bisa mengalami kerusakan.
“Kalau terus-terusan kerendem air bangunan rumah bisa keropos, lama kelamaan rumah bisa roboh,” katanya.
Senada dikatakan Endang Suherman, selain merendam rumah, air juga kerap menerjang areal persawahan karena tidak ada saluran air.
“Sekarang kan musim hujan, air juga mengganggu perswahan. Karena kalau banyak, tanaman padi semuanya kerendem sama air pak,” katanya.
Sementara itu, penanggung jawab proyek Jalan Sumur-Tamanjaya Angga mengaku pihaknya sudah merampungkan pembangunan ruas jalan Sumur-Tamanjaya. Bahkan, sudah dilakukan Provisional Hand Over (PHO).
“Panjang jalan sesuai RAB 645 meter kali lima meter. Progres sudah rampung 100 persen, dan sudah selsai PHO juga, Tebal 0,25 cm . Selsai kalau tidak salah 10 Juni 2022 selsainya,” kata Angga.
Angga menyebut, pada proyek jalan Sumur-Tamanjaya hanya melaksanakan proyek pembangunan pada agregat dan perkerasan saja. Dia mengaku, dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak ada alokasi anggaran yang diperuntukan bagi pembuatan drainase dan Tembok Penahan Tanah (TPT).
“Kalau itu kan sesuai perencanaan dari dinas, memang di RAB dinas juga belum ada drainase itu, termasuk itu juga TPT yang di sawah pada perencanaan tidak ada, tapi kita pasang. Karena kan menyangkut dengan badan jalan yang kurang dari lima meter. Toh kita mengerjakan agregat dan perkerasan saja. Mungkin terkait dana nya itu,” katanya.
Ia pun tidak menampik akan permasalahan yang kini menjadi keluhan dari masyarakat. Karena, saat masih dalam progres pekerjaan sudah ada masyarakat yang mengkhawatirkan bakal terjadi banjir jika tidak dibuat drainase dan TPT pada ruas jalan tersebut.
“Iya sebelumnya juga memang sempat ada keluhan juga kemarin, dan sudah disampaikan juga ke dinas,” tandasnya. (Syamsul)