PANDEGLANG – Dalam debat perdana yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pandeglang, Calon Bupati Pandeglang nomor urut 01, Fitron Nur Ikhsan menyinggung soal asas kebermanfaatan dari pembangunan gedung Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) pengelolaan umbi porang di Kabupaten Pandeglang.
Bahkan, Fitron menilai keberadaan budidaya porang hanya menghamburkan anggaran karena tidak sesuai dengan apa yang dihasilkan oleh para petani di Kabupaten Pandeglang.
Hal itu disampaikan Fitron saat debat kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang di salah satu stasiun TV swasta, Rabu (5/11/2024).
Saat itu pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Pandeglang Fitron Nur Ikhsan – Diana Drimawati Jayabaya mendapatkan pertanyaan dari pemandu acara debat tersebut.
Uraian pertanyaannya yakni, merujuk rancangan teknokratik RPJMD Kabupaten Pandeglang 2025-2029, salah satu faktor penyebab belum optimalnya produktivitas sektor perdagangan karena adalah masih rendahnya daya saing daerah sebagai dampak belum adanya suatu badan usaha milik daerah (BUMD) yang mengelola pasar secara sistematik, integral, holistik dan berkelanjutan sehingga relevan dengan optimalisasi aksibilitas pemasaran produk UMKM di Pandeglang.
Apa langkah strategis yang akan dilakukan agar dapat mengakselerasi ekosistem pasar dan perdagangan yang pararel menumbuhkan dan pemperkuat dan memberdayakan UMKM di Pandeglang?
Katanya, sebuah daerah maju ketika mereka mampu menemukan keunggulan kompentitif daerahnya.
“Dan saya melihat bahwa tidak gampang bagi seorang pemimpin di Pandeglang, untuk memilih secara pasti keunggulan kompetitifnya ditengah begitu banyak tangtangan yang dihadapi,” katanya.
Fitron memandang tidak harus berfikir terlalu makro. Dan Pemerintah menurutnya, jangan terlalu mengedepankan produk yang produktifitasnya tidak dimiliki besar di Pandeglang.
“Hari ini, ketika kita berbicara keunggulan kompetitif dari sisi UMKM dan produk-produk unggulan yang kita miliki. Ada beberapa hal yang kami fikirkan, kenapa Pemerintah hari ini fokus kepada hal-hal yang sesungguhnya tidak terlalu kita miliki produktifitasnya secara lebih besar,” katanya.
Makanya Fitron senggol keberadaan pabrik SIKM pengelolaan umbi porang di Kabupaten Pandeglang yang menghabiskan anggaran besar, namun hingga saat ini tak berjalan.
“Misalnya porang, kita kemarin menghabiskan sedemikian banyak anggaran kita untuk budidaya porang,” katanya.
“Meskipun itu sesuatu hal yang cukup marketable disisi pasar, namun demikian kita tidak memiliki keahlian yang mumpuni dan juga hulu hilir ekosistemnya belum mampu kita siapkan,” sambungnya.
Makanya Paslon Bupati – Wabup Pandeglang Fitron – Diana, kedepan bakal lebih mengedepankan produk yang sudah terlahir di Kabupaten Pandeglang.
“Kalau kami kedepan berfikir, keunggulan kompetitif yang ingin kita temukan adalah hal-hal yang saat ini sudah kita miliki. Kita punya banyak emping dan produktifitasnya cukup besar, tapi perhatian pemerintah masih belum hadir,” katanya.
Katanya lagi, ekosistemnya tidak diciptakan, sebagaimana yang disebutkan olehnya tadi diawal tidak gampang tapi harus dimulai.
“Nah kedepan setelah kami nanti menemukan keunggulan kompetitif dan itu tidak bisa langsung bagi kami calon Bupati mendefinisikan, setelah nanti kami terpilih kami ingin melakukan riset secara holistik,” katanya.
“Sesungguhnya, dulu pernah ketika kita membidik gula merah, gula semut atau apapun, pasarnya ada tapi kita tidak mampu menyediakannya. Jadi, kami akan melakukan riset,” tandasnya.
Untuk diketahui, pembangunan Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) pengelolaan umbi porang di Kabupaten Pandeglang habiskan anggaran Rp14 miliar.
Itu dibangun pada Tahun Anggaran (TA) 2022 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Bahkan, ada penambahan optimalisasi mesin penepung dan pengering sebesar Rp2,7 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (TA) 2024.
Begitu juga, baik pembangunan maupun pengelolaan umbi porang itu sempat ramai dikeritisi aktivis dan petani porang di Pandeglang. (Syamsul)