Katakita – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi Partai Demokrat, Rizki Natakusumah mengaku saat ini perkembangan teknologi di Indonesia sudah semakin pesat.
Yang mana, dengan kian pesatnya teknologi menjadikan masing-masing individu memiliki identitas lain dalam kehidupan dunia maya. Hal itu disampaikan Rizki saat menggelar webinar dengan tema “Pemanfaatan media sosial sebagai pembentuk identitas diri di era digital”.
Menurut Rizki, ditengah pesatnya kecanggihan teknologi tentu perlu adanya keahlian yang dimiliki oleh generasi penerus bangsa. Namun, ia berharap cikal bakal penerus bangsa tidak melupakan budaya kearifan lokal.
“Meski saat ini teknologi kian pesat. Bagaimana kedepan agar anak-anak di Kabupaten Pandeglang bisa lebih maju lagi. Tapi, tidak melupakan kearifan lokal,” kata Rizki, Kamis (14/4/2022).
Baca Juga :
- Banyak Warga Pandeglang Tak Tahu Jadwal Pencoblosan dan Calon di Pilkada 2024
- Pembangunan Ruko di Perumahan Lebak Indah Timbulkan Polemik
- Dinsos Banten Salurkan Bantuan Lansia Terlantar
- Kejari Pandeglang Bidik Dana Hibah Pilkada di KPU dan Bawaslu
- Korban Pencabulan Datangi Polda Banten Pertanyaan Perkembangan Kasus
Pasalnya, ia memprediksi 10 hingga 20 tahun kedepan beberapa pekerjaan yang kerap membutuhkan tenaga manusia bakal tergantikan oleh robot.
“Nanti banyak sekali pekerjaan yan bakal digantikan oleh robot. Digital skill harus bisa di miliki,”tuturnya.
Akan tetapi, sebelum anak-anak didik ditekankan untuk bisa menguasai digitalisasi. Tentu, diperlukan pembekalan terlebih dahulu bagi tenaga pengajar yang ada di Kabupaten Pandeglang.
“Guru-guru di Kabupaten Pandeglang masih banyak dari penguasaan digital nya harus di tingkatkan dan kesejahteraan nya. Karena, kalau guru tidak bisa bagaimana mau mengajarkan kepada anak,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Pandeglang, Sutoto mengatakan, ditengah pesatnya digitalisasi tentu memberikan dua dampak terhadap berlangsung anak.
“Media sosial dalam era digitalisasi tidak bisa dihentikan. Karena, pasti ada dua aspek yang bakal terjadi entah dari sisi positif dan negatif. Kalau positif bisa dipergunakan untuk menambah nilai pengetahuan untuk pembelajaran. Tapi, kalau hal negatif pasti ada ke khawatiran bisa memberi dampak dan merubah karakter anak,” tandasnya. (Syamsul)