Katakita – Ditengah melambungnya harga jual minyak goreng, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten belum mampu merinci kebutuhan minyak goreng untuk delapan Kabupaten Kota yang ada di Banten.
“Kebutuhan nya belum terhtung jelas karena pasokan minya goreng itu kan pilihannya dari yang curah, kemasan sederhana, kemudian kemasan premium itu belum pernah kekurangan kalau secara pasokan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso, Rabu (12/1/2022).
Yang mana, melambungnya harga jual minyak goreng dikarenakan tingginya kebutuhan biaya produksi yang mesti dikeluarkan.
“Sekarang biayanya tinggi karena mungkin biaya produksi nya yang tinggi,” ujarnya.
Baca Juga :
- Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Terpilih, Hadiri Undangan Presiden di Hambalang
- Gandeng PT Daur Ulang, Pemkab Kaji Pengolahan Sampah di Pandeglang
- Gaji PPPK Paruh Waktu di Pemkab Pandeglang Sama Dengan Honorer
- Kementerian PUPR Serahkan Pengelolaan SPAM Tanjung Lesung ke Pemda Pandeglang
- Diduga Jadi Pengedar Obat Terlarang, Warga Pandeglang Ditangkap Polisi
Dijabarkannya, untuk harga jual minyak goreng curah dipasaran saat ini mencapai Rp20 ribu per liter padahal sebelumnya untuk 1 liter minyak goreng hanya dijual Rp10.500.
“Harga minyak curah saja sudah Rp20 ribu perliter biasanya hanya 10500,” katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan agar bisa kembali menyetabilkan harga jual minyak goreng dipasaran, pihaknya telah menginstruksikan masing-masing Kabupaten atau Kota melakukan operasi pasar (OP). Bahkan, pihaknya mengklaim pemerintah pusat melalui Kementrian Perdagangan bakal mendistribusikan sebanyak 11 juta liter minyak untuk Provinsi Banten.
“Kita sudah melakukan operasi pasar. Jadi dalam oprasi pasar itu kita berikan harga untuk 1 liter Rp14 ribu. Terus untuk satu orang maksimal 2 liter. Sebelumnya kita ada 11 juta liter dari kementian perdagangan untuk di distribusi di perpindahan tahun ini,” tandasya. (Syamsul)