PANDEGLANG – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) menargetkan dua anak badak cula satu lahir dalam sepuluh tahun ke depan. Saat ini, populasi badak tersebut hanya ada senanyak 76 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon.
Kepala BTNUK pada KLHK Anggodo mengatakan, target tersebut telah dibahas dan dimasukan dalam program Management Effectiveness Tracking Tool atau (METT).
Program itu merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk melakukan pengkajian tingkat efektifitas pengelolaan kawasan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan pengelolaan yang telah ditentukan sebelumnya.
“Kita fokus untuk pengembangbiakan Badak Jawa agar tidak punah,” katanya di kantor BTNUK kepada Wartawan.
Baca Juga :
- Investor di Cilegon Kena Palak, Wagub Banten Geram
- 47 Pelajar Diamankan Polisi, Dua Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Cegah Aksi Premanisme, Polres Pandeglang Gencarkan Patroli
- Jelang Keberangkatan Jemaah Haji, Polres Pandeglang Siagakan Ratusan Personel
- Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Polres Pandeglang Panen Jagung di Mekarjaya
Anggodo menerangkan, dasar hukum METT tersebut Peraturan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Nomor: P.15/KSDAE-SET/2015 tentang Pedoman Penilaian Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia.
“Aturan itu menetapkan dan mengadopsi METT sebagai alat untuk mengukur efektivitas pengelolaan kawasan konservasi,” katanya.
Anggodo mengatakan, Taman Nasional Ujung Kulon selaku Unit Pelaksana Teknis Ditjen KSDAE telah melaksanakan kegiatan Penilaian efektivitas pengelolaan TNUK sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan dan menjadi sistem monitoring pengelolaan kawasan konservasi.
“Tujuannya untuk meningkatkan penilaian efektivitas pengelolaan TNUK sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan dan menjadi sistem monitoring pengelolaan kawasan konservasi,” katanya. (Syamsul)