Badak Cula Satu di TNUK Bertambah Dua Ekor

Babdak Cula Satu di kawasan TNUK saat Tertangkap Kamera Trap (Istimewa)
Babdak Cula Satu di kawasan TNUK saat Tertangkap Kamera Trap (Istimewa)

PANDEGLANG – Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) memastikan populasi Badak Cula satu di Kawasan Taman Nasional Ujumg Kulon, Kabupaten Pandeglang-Banten kembali bertambah.

Humas BTNUK Andry Firmansyah mengatakan, kelahran badak cula satu di Kawasan TNUK diketahui dari rekaman kamera trap yang terpasang. Dimana, dari hasil monitoring pihaknya memastikan saat ini badak cula satu di TNUK bertambah dua ekor.

Dari rekaman kamera trap diketahui jika anak badak Jawa pertama berjenis kelamin jantan dengan ID. 089.2022, terekam  pada tanggal 18 September 2022 lalu, pukul 08.29 WIB dari induk yang bernama Ratu (ID. 035.2011). 

Selain itu terekam pula anak badak yang belum dapat diketahui jenis kelaminnya, namun telah  diberikan ID. 090.2022, lahir  dari induk yang bernama Menur (ID. 063.2015).

“Iya terekam kamera trap ada dua anak yang lahir. Awal tahun ini juga lahir satu, jadi ada tiga anak badak cula satu yang lahir,” katanya, Senin (19/12/2022).

Baca Juga :

Dijabarkannya, dengan lahirnya dua ekor badak yang tertangkap kamera trap itu, kini jumlah populasi badak cula satu di TNUK berjumlah 79 ekor.

“Tahun 2021 ada 76 ekor, awal tahun nambah satu jadi 77 ekor. Sekarang nambah dua ekor jadi 79 ekor,” katanya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam siaran persnya menyampaikan, kelahiran dua ekor anak Badak Cula Satu tersebut menambah jumlah anak Badak Jawa pada tahun ini. Setelah pada periode awal tahun ini juga terekam anak badak Jawa yang baru lahir.

“Dengan gambaran ini, disamping  rekaman kelahiran berbagai satwa liar lainnya dalam tahun 2022 dan dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu menunjukkan optimisme perlindungan satwa liar di Indonesia yang semakin baik dengan kerja keras berbagai pihak, dan tentu saja akan terus kita perbaiki,” katanya.

Dikatakannya, jika kelahiran baru anak badak Jawa ini merupakan usaha rutin dan terus-menerus dari Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang bekerja tanpa mengenal lelah pada tingkat tapak, di antaranya melalui monitoring berbasis camera trap.

Atas kelahiran dua anak Badak Jawa ini, Menteri Siti memberikan nama LordZac untuk salah satu anak badak yang berkelamin jantan.

“Kelahiran baru dua anak badak Jawa ini membuktikan KLHK terus berupaya meningkatkan populasi badak Jawa dan memastikanmya tidak akan punah,” katanya.

Menteri Siti mengatakan, aktifitas perburuan, predator seperti ajag atau anjing hutan, penyakit, kemungkinan inbreeding, dan bencana alam dapat mengancam keberadaan dan kelestarian badak Jawa.

“Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi,” imbuhnya.

Monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain owa Jawa (Hylobates moloch) dan banteng Jawa (Bos javanicus). 

“Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, serta peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya,” katanya. (Syamsul)

error: Konten di Proteksi